Seorang penumpang bus Karunia Bhakti yang selamat dari kecelakaan maut di Cisarua, Bogor, Apen (47 tahun), mengaku baru merasakan ada keanehan dalam laju bus tersebut setelah memasuki kawasan Puncak.
"Sebelumnya bus melaju seperti biasa, tidak ada tanda-tanda gangguan mesin ataupun bannya," kata Apen di RS Gunawan Saroso, Cisarua, Bogor, Jumat (10/2/2012) malam.
Apen bersama tiga rekannya naik bus Karunia Bhakti tersebut dari Jalan Rajamandala Bandung. "Jumlah penumpang sekitar 60 orang, semua kursi terisi, tidak ada yang berdiri," kata warga Bandung Barat yang sehari-hari bekerja sebagai buruh bangunan itu.
Ia menuturkan, menjelang maghrib memasuki kawasan Puncak, penumpang mulai merasa ada yang tidak beres pada bus tersebut. "Asap bus terlihat hitam, dan terasa jalannya agak oleng," katanya.
Ketika melaju di dekat Pasar Cisarua, sopir tidak bisa mengendalikan busnya dan menabrak bus lain dan sejumlah kendaraan.
"Saat itu para penumpang berteriak Allahu Akbar, dan ada yang berdiri untuk menghindari benturan kaca," kata Apen yang duduk di deretan bangku keempat di belakang sopir.
Apen mengalami luka pada wajahnya karena kena pecahan kaca. Ada empat jahitan di dahinya. "Tadinya saya dan tiga teman saya akan menuju Bandara Cengkareng dan terbang ke Makassar untuk kerja di sana," katanya.
Kecelakaan yang terjadi sekitar pukul 18.40 tersebut menewaskan 14 orang. Sebagian besar merupakan penumpang bus Karunia Bhakti.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar