Tim Nasional Indonesia kini terpuruk di dasar klasemen grup pra piala dunia. Tak lain dan tak bukan ini diakibatkan dua kekalahan beruntun yang dialami timnas saat berhadapan dengan tuan rumah Iran dan saat menjamu Bahrain di Gelora Bung Karno. Waktu kalah lawan Iran, para pemain masih bersemangat untuk mendapatkan poin dikala akan menjamu Bahrain. Tapi, setelah lawan Bahrain dan hasilnya kalah 2-0 muncullah di berita kalau setelah pertandingan timbul perselisihan antara pemain dan pelatih timnas Wim Rijsbergen. Ini bermula waktu Coach Wim berkomentar setelah pertandingan kalau pemain Indonesia belum bisa bermain baik dan menyalahkan pemain yang tampil buruk.
Pemain Indonesia yang merasa tak terima dengan komentar Wim itupun katanya tak ingin lagi dilatih oleh coach Wim. Bukan hanya satu orang yang menolak dilatih, tapi kabarnya ada tujuh pemain. Saat ini sih saya belum tau ketujuh orang itu siapa aja. Akan tetapi, apakah pantas seorang pemain timnas yang merupakan seorang pesepakbola profesional harus menolak latihan hanya gara-gara komentar sang pelatih?? Bukannya saya mau sok jadi komentator, tapi banyak komentator pun mengatakan kalau permainan timnas itu jelek karena tak mengikuti instruksi sang pelatih. Lagian kalo anda sempat nonton waktu timnas lawan Bahrain bukan hanya instruksi pelatih yang nggak bisa diterjemahin pemain dilapangan, tapi sang pemain pun banyak juga yang melakukan kesalahan mendasar seperti kontrol bola yang kurang bagus. Mungkin juga waktu kalian nonton banyak yang kecewa kan dengan permainan timnas J
Sebenarnya ini bukan pertamakalinya saya mendengar kalau Coach Wim dinilai kurang bagus melatih pemain. Seperti yang diketahui, kalau Coach Wim itu mantan pelatih PSM Makassar. Saat pertamakali melatih pemain PSM dan bermain di LPI, Coach Wim sudah banyak melayani permintaan dari insan sepakbola Makassar untuk segera mengundurkan diri dari kursi kepelatihannya akibat PSM yang notabene salah satu tim kuat di Indonesia harus terseok-seok menjalani awal kompetisi LPI dengan beberapa pertandingan yang mengecewakan suporter. Dan para pemain PSM waktu itu nggak ada yang mogok latihan kok, tetapi mereka terus berlatih dibawah asuhan Coach Wim. Dan lambat laun Coach Wim berusaha untuk dekat dengan pemain PSM dan terus melatih mereka sampai akhirnya PSM bisa finish di urutan kedua klasemen sementara LPI dengan memegang rekor kemenangan beruntun terbanyak di LPI (klo nggak salah sih, waktu itu PSM menang 7 kali secara beruntun).
Harusnya pemain yang mogok latihan itu (mungkin udah jago kali ya jadi nggak mau latihan lagi) lebih termotivasi lagi untuk menunjukkan semangat profesionalme mereka dalam bermain bola dan jadikan komentar tersebut sebagai kalimat motivasi agar bisa bermain lebih baik lagi. Bukannya harus mogok latihan karena dikatai mainnya jelek. Pemain yang mogok latihan itu, kalo saya sih mengumpamakannya seperti halnya kendaraan yang lagi mogok. Kalo biasanya kendaraan lagi mogok, pasti ada spare part atau bagian kendaraan yang rusak. Seperti halnya kendaraan, pemain yang mogok itupun pasti ada dalam diri mereka yang rusak, yaitu mental. Yups, mental pemain yang mogok latihan itu pasti jeblok. Padahal mereka itu udah berlabel pemain timnas yang pastinya harus profesional menghadapai segala permasalahan sepakbola, bukannya lari dari masalah.
Kemarin juga diberitakan kalau ada tiga pemain timnas yaitu Markus Horison, Firman Utina dan Kapten Timnas Bambang Pamungkas pergi menemui mantan pelatih timnas Alfred Riedl yang bersama asisten pelatih Wolfgan Pikal menemui mereka bertiga. Belum ada kejelasan berita sih apa yang mereka bicarakan, cuman mungkin mereka curhat tentang perselisihan mereka dengan coach Wim. Atau, bisa aja mereka bertiga lagi silaturahmi sama mantan pelatih mereka, hehe. Yang jelas berbicara tentang pemain sepakbola nasional pasti haruslah profesional, tapi apakah ketujuh pemain tersebut bisa dikatakan profesional??
Tidak ada komentar:
Posting Komentar